Seekor gajah kecil berjalan dengan berat di belakang Bibi Gajah disebuah hutan . hari sudah gelap tapi tidak membuat mereka khawatir. Ketika menyusuri jalan menemukan sungai , gajah kecil bergumam sambil memegang ekor bibinya dengan belalainya erat-erat. Ia takut karena tak bisa berenang.
Angin semilir bertiup diatas air . Gajah kecil minum dan membasahi badannya dan menyemprotkan air dengan belalainya ke bibi gajah. Tapi ia lalu ragu-ragu melanjutkan langkahnya kedalam air, ia lalu berlutut. Tiba-tiba dibelakang pepohonan ia melihat benda berbentuk bulat dan bercahaya dilangit, itu adalah bulan.
Gajah kecil memandang kesana dan menemukan betapa indahnya bulan. Ia berdiri tegak dan menjulurkan belalainya keatas.
“Aku akan mengambilmu” teriaknya.
Namun sang bulan seolah menjauh hingga Gajah Kecil tak dapat mencapainya, Bahkan Bibi gajah yang belalainya lebih panjang pun tak bisa mencapai bulan.
Gajah kecil menengadahkan kepalanya , lalu menunduk permukaan sungai. Dibawah air tampak bulan, dia terkejut jatuhkah bulan> Jika jatuh mengapa tidak bergemericik. Ia melihat kembali ke atas. Bulan masih ada diatas pepohonan.
“ada bulan langit , ada bulan air” pikirnya.
Angin bertiup kencang menggerakan air, bulan air menghilang. “aku harus menangkapmu” teriaknyasambil melompat ke sungai . Tiba-tiba ia merasa mengapung dan tak dapat berdiri lagi. Mulutnya penuh air.Dia mendengus menggerak-gerakkan kaki , mengayuh...dia berenang!Gajah itu menyelam dan mencelupkan belalainya ke dalam air untuk mengambil bulan. Namun bulan tak dapat diraihnya. Ia melihat ke tepi bulan semakin jauh dan jauh. Sesaat ia lupa kalu ia sudah berenang dan ketika ssadar belalainya ternyata telah penuh air.
Kemudian ia mendengar suara disebelahnya “Sejak kapan kamu pandai berenang?” Tanya Bibi Gajah. “bulan hilang...” jelas Gajah Kecil “aku ingin mengambilnya” ujarnya lagi.
“Bulan tidak hilang” jawab Bibi Gajah. “Tak seorangpun dapat mengambilnya” ujarnya lagi.
Bibi Gajah memegang Gajah Kecil , dan berenang diatas air melewati bulan yang bercahaya , kemudian menuju ke tepi. Gajah Kecil bersedih bulan air sepertinya menjauh seperti bulan langit.
“kita tak dapat mengambilnya”
“Kita tak dapat bermain dengannya”
“Kita hanya dapat memandanginya” Ucap Bibi Gajah
Bibi Gajah lalu turun ke sungai , dan menaikan tubuh Gajah Kecil ke tepi sambil meniup serpihan air di tubuh Gajah Kecil hingga kering.
“Jangan sedih kalau kau tak dapat mengambil bulan” hiburnya “Justru karena kejadian ini , kau dapat sesuatu yang baru. Engkau dapat pelajaran , bagaimana berenang ! ini juga penting bagi seekor gajah “ ujar Bibi Gajah.
(“Schnirkel das Schneckenkind”/Renate Wels)
KISAH GAJAH KECIL DAN BULAN
ganti cerita
Hi sobat, lihat title dan description dr blog gw gak?! Yup judulna ganti jadi "Andy mendongeng" dan "Lets read a fairy tale" kenapa diganti?! Karena eh karena gw pengen blog gw bisa berguna buat mendongengin anak gw (kelak) ponakan, ataw siapa aja lah yang pengen di dongengin.
Nah... Mulai postingan berikutnya dan seterusnya gw akan posting cerita dongeng. Dan gw akan usahain cari dongeng yg bermutu n terbaik buat di bacakan oleh anak kecil.
Oke kiranya segini dulu yg bisa gw sampaikan. Makasih atas perhatiannya
Rp. 1000 vs Rp. 100.000
Baru aja cek email dari salah satu milis, dapet cerita bagus yang kiranya bisa membuat kita sedikit tersenyum dan sejenak tuk merenung. Hmm, ada kisah apa ya dibalik 2 mata uang kita ini?? Simak ya!
Konon, uang seribu dan seratus ribu memiliki asal-usul yang sama tapi mengalami nasib yang berbeda. Keduanya sama-sama dicetak di PERURI dengan bahan dan alat-alat yang oke. Pertama kali keluar dari PERURI, uang seribu dan seratus ribu sama-sama bagus, berkilau, bersih, harum dan menarik. Namun tiga bulan setelah keluar dari PERURI, uang seribu dan seratus ribu bertemu kembali di dompet seseorang dalam kondisi yang berbeda.
Uang seratus ribu berkata pada uang seribu :”Ya, ampyyyuunnnn. ……… darimana saja kamu, kawan? Baru tiga bulan kita berpisah, koq kamu udah lusuh banget? Kumal, kotor, lecet dan….. bau! Padahal waktu kita sama-sama keluar dari PERURI, kita sama-sama keren kan ….. Ada apa denganmu?”
Uang seribu menatap uang seratus ribu yang masih keren dengan perasaan nelangsa. Sambil mengenang perjalanannya, uang seribu berkata : “Ya, beginilah nasibku , kawan. Sejak kita keluar dari PERURI, hanya tiga hari saya berada di dompet yang bersih dan bagus. Hari berikutnya saya sudah pindah ke dompet tukang sayur yang kumal. Dari dompet tukang sayur, saya beralih ke kantong plastik tukang ayam. Plastiknya basah, penuh dengan darah dan taik ayam. Besoknya lagi, aku dilempar ke plastik seorang pengamen, dari pengamen sebentar aku nyaman di laci tukang warteg. Dari laci tukang warteg saya berpindah ke kantong tukang nasi uduk. Begitulah perjalananku dari hari ke hari. Itu makanya saya bau, kumal, lusuh, karena sering dilipat-lipat, digulung-gulung, diremas-remas. ……”
Uang seratus ribu mendengarkan dengan prihatin.: “Wah, sedih sekali perjalananmu, kawan! Berbeda sekali dengan pengalamanku. Kalau aku ya, sejak kita keluar dari PERURI itu, aku disimpan di dompet kulit yang bagus dan harum. Setelah itu aku pindah ke dompet seorang wanita cantik. Hmmm… dompetnya harum sekali. Setelah dari sana, aku lalu berpindah-pindah, kadang-kadang aku ada di hotel berbintang 5, masuk ke restoran mewah, ke showroom mobil mewah, di tempat arisan Ibu-ibu pejabat, dan di tas selebritis. Pokoknya aku selalu berada di tempat yang bagus.
Jarang deh aku di tempat yang kamu ceritakan itu. Dan…… aku jarang lho ketemu sama teman-temanmu. “
Uang seribu terdiam sejenak. Dia menarik nafas lega, katanya : “Ya. Nasib kita memang berbeda. Kamu selalu berada di tempat yang nyaman.
Tapi ada satu hal yang selalu membuat saya senang dan bangga daripada kamu!” “Apa itu?” uang seratus ribu penasaran.
“Aku sering bertemu teman-temanku di kotak-kotak amal di mesjid atau di tempat-tempat ibadah lain. Hampir setiap minggu aku mampir di tempat-tempat itu. Jarang banget tuh aku melihat kamu disana…..
Keagungan Wanita
Ketika Tuhan menciptakan wanita . Dia lembur pada hari ke enam . Malaikat datang dan bertanya " mengapa begitu lama Tuhan?" Tuhan menjawab " Sudahkah engkau semua lihat semua detail yang Saya buat untuk menciptakan mereka?"
"Dua tangan ini harus bisa di bersihkan , tetapi bahannya bukan dari plastik. setidaknya terdiri dari 200 bagian yang bisa di gerakkan dan berfungsi baik untuk segala jenis makanan. mampu menjaga banyak anak saat yang bersamaan. punya pelukkan yang dapat menyembuhkan sakit hati dan keterpurukkan, dan semua itu cukup dilakukannya cukup dengan 2 tangan ini."
Malaikat itu takjub "Hanya dengan dua tangan? Impossible..."
"Sudahlah Tuhan, cukup dulu untuk hari ini besok kita lanjutkan lagi untuk menyempurnakannya " bujuk malaikat
" oh.. tidak. Saya akan menyelesaikan ciptaan ini, karena ini adalah ciptaan favorit Saya. o,ya dia juga akan mampu menyembuhkan dirinya sendiridan bisa bekerja 18 jam sehari"
Malaikat mendekat dan mengamati bentuk wanita ciptaan Tuhan itu.
" Tapi Engkau membuatnya begitu lembut, Tuhan" kata malaikat
" yah.. Saya membuatnya lembut, tapi engkau belum bisa bayangka n kekuatan yang akan Saya berikan agar mereka dapat mengatasi banyak hal yang luar biasa"
" dia bisa berpikir?" tanya malaikat.
Tuhan menjawab " Tidak hanya berpikir dia mampu bernegosiasi"
malaikat itu menyentuh dagunya " Tuhan, Engkau buat ciptaan ini kelihatan lelah dan rapuh, seolah terlalu banyak beban baginya "
" Itu bukan lelah dan rapuh, itu air mata" koreksi Tuhan
"Untuk apa?" tanya malaikat
Tuhan melanjutkan "Air mata adalah salah satu cara dia mengekspresikan kegembiraan, kegalauan, cinta, kesepian, penderitaan, dan kebanggaan"
" Luar biasa, Engkau jenius Tuhan" kata malaikat
" Engkau memikirkan segala sesuatunya. Wanita ciptaanMu ini akan sungguh menakjubkan" sambung malaikat
"Ya mesti!!
Wanitas ini akan akan mempunyai kekuatan mempesona laki-laki. Dia dapat mengatasi beban bahkan melebihi laki-laki. Dia mampu menyimpan kebahagiaan dan pendapatnya sendiri. Dia mampu tersenyum bahkan saat hatinya menjerit, mampu menyanyi saat menangis, menangis saat terharu bahkan tertawa saat ketekutan. Dia rela berkorban demi orang yang di cintainya, mampu berdiri melawan ketidakadilan. Dia tidak menolak kalau melihat yang lebih baik, dia menerjunkan dirinya untuk keluarganya. Dia membawa temannya yang sakit untuk berobat. Cintanya tanpa syarat
Dia menangis saat melihat anaknya jadi pemenang, dia girang dan bersorak saat melihat kawannya tertawa. Dia begitu bahagia mendengar kelahiran hatinya begitu sakit mendengar berita sakit dan kematian. Tapi dia selalu punya kekuatan untuk mengatasi hidup
Dia tahu bahwa sebuah ciuman dan pelukan dapat menyembuhkan luka.
Hanya ada satu hal yang kurang dari wanita
Dia lupa betapa berharganya dia






